Sabtu, 02 April 2011

Patofisiologi Leukemia Granulositik Kronik

LGK merupakan keganasan pertama yang dihubungkan dengan abnormalitas genetik secara langsung, yaitu translokasi kromosomal yang dikenal dengan kromosom Philadelphia. Kelainan kromosomal ini dinamai berdasarkan penemunya pada tahun 1960, dua orang ilmuwan dari Philadelphia, Pennsylvania: Peter Nowell dan David Hungerford.

PATOFISIOLOGI ANEMIA SIDEROBLASTIK

Anemia sideroblastik adalah kelompok heterogen anemia hipokromik, mikrositik yang defek dasarnya mungkin abnormalitas metabolisme heme.


REFRENSI: E-BOOK ILMU KESEHATAN ANAK nelson vol.2 edsi: 15

PATOFISIOLOGI NEOPLASMA

 


Pengertian Neoplasma adalah Masssa abnormal jaringan yang pertumbuhannya berlebihan dan tidak terkoordinasikan dengan pertumbuhan jaringan normal serta terus demikian walaupun rangsangan yang memicu perubahan tersebut telah berhenti.







 


REFRENSI: E-BOOK PATHOPHYSIOLOGY Price & Willson

Klasifikasi BMI Menurut WHO (1998)


BODY MASS INDEX (BMI) = Indeks Massa Tubuh

Istilah “normal”, “overweight” dan “obese”  dapat berbeda-beda, masing-masing negara dan budaya mempunyai kriteria sendiri-sendiri, oleh karena itu, WHO menetapkan suatu pengukuran / klasifikasi obesitas yang tidak bergantung pada bias-bias kebudayaan.
Metoda yang paling berguna dan banyak digunakan untuk mengukur tingkat obesitas adalah BMI (Body Mass Index), yang didapat dengan cara membagi berat badan (kg) dengan kuadrat dari tinggi badan (meter). Nilai BMI yang didapat tidak tergantung pada umur dan jenis kelamin.
Keterbatasan BMI adalah tidak dapat digunakan bagi:
  • Anak-anak yang dalam masa pertumbuhan
  • Wanita hamil
  • Orang yang sangat berotot, contohnya atlet
BMI dapat digunakan untuk menentukan seberapa besar seseorang dapat terkena resiko penyakit tertentu yang disebabkan karena berat badannya. Seseorang dikatakan obese dan membutuhkan pengobatan bila mempunyai BMI di atas 30, dengan kata lain orang tersebut memiliki kelebihan BB sebanyak 20%.

Klasifikasi BMI Menurut WHO (1998)
 

Kategori
BMI (kg/m2)
Resiko Comorbiditas
Underweight
< 18.5 kg/m2
Rendah (tetapi resiko terhadap masalah-masalah klinis lain meningkat)
Batas Normal
18.5 - 24.9 kg/m2
Rata-rata
Overweight:
> 25

Pre-obese
25.0 – 29.9 kg/m2
Meningkat
Obese I
30.0 - 34.9kg/m2
Sedang
Obese II
35.0 - 39.9 kg/m2
Berbahaya
Obese III
> 40.0 kg/m2
Sangat Berbahaya

Jumat, 01 April 2011

Tentang nilai kolestrol

Understanding Cholesterol Numbers
Cholesterol levels should be measured at least once every five years by everyone over the age of 20. The screening test that is usually performed is a blood test called a lipoprotein profile. Experts recommend that men aged 35 and older and women age 45 and older be routinely screened for lipid disorders. The lipoprotein profile includes:
  • LDL (low density lipoprotein cholesterol, also called "bad" cholesterol)
  • HDL (high density lipoprotein cholesterol, also called "good" cholesterol)
  • Triglycerides (fats carried in the blood from the food we eat. Excess calories, alcohol, or sugar in the body are converted into triglycerides and stored in fat cells throughout the body.)
Results of your blood test will come in the forms of numbers. Here is how to interpret your cholesterol numbers:
LDL Cholesterol
LDL cholesterol can build up on the walls of your arteries and increase your chances of getting heart disease. That is why LDL cholesterol is referred to as "bad" cholesterol. The lower your LDL cholesterol number, the better it is for your health. The table below explains what the numbers mean.
LDL Cholesterol
LDL-Cholesterol Category
Less than 100
Optimal
100 - 129
Near optimal/above optimal
130 - 159
Borderline high
160 - 189
High
190 and above
Very high
If you have heart disease or blood vessel disease, some experts recommend that you should try to get your LDL cholesterol below 70. For people with diabetes or other multiple risk factors for heart disease, the treatment goal is to reach an LDL of less than 100.
HDL Cholesterol
When it comes to HDL cholesterol -- "good" cholesterol -- the higher the number, the better it is for your health. This is because HDL cholesterol protects against heart disease by taking the "bad" cholesterol out of your blood and keeping it from building up in your arteries. The table below explains what the numbers mean.
HDL Cholesterol
HDL-Cholesterol Category
60 and above
High; Optimal; helps to lower risk of heart disease
Less than 40 in men and less than 50 in women
Low; considered a risk factor for heart disease
Triglycerides
Triglycerides are the chemical form in which most fat exists in food and the body. A high triglyceride level has been linked to the occurrence of coronary artery disease in some people. Here's the breakdown.
Triglycerides
Triglyceride Category
Less than 150
Normal
150 - 199
Borderline high
200 - 499
High
500 or higher
Very high
Total Cholesterol
Your total blood cholesterol is a measure of LDL cholesterol, HDL cholesterol, and other lipid components. Doctors recommend total cholesterol levels below 200
Total Cholesterol
Category
Less than 200
Desirable
200 - 239
Borderline High
240 and above
High

 
WebMD Medical Reference
www.webmd.com/cholesterol.../understanding-numbers

Klasifikasi hipertensi

HIPERTENSI

Klasifikasi
a). Hipertensi Primer/esensial

Hipertensi tanpa kelainan dasar patologi yang jelas. Penyebabnya multifaktorial meliputi faktor genetik dan lingkungan. Faktor genetik mempengaruhi kepekaan terhadap natrium, kepekaan terhadap stress, reaktivitas
pembuluh darah terhadap vasokonstriktor, resistensi insulin dan lain-lain. Sedangkan yang termasuk factor lingkungan antara lain diet, kebiasaan merokok, stress, emosi, obesitas dan lain-lain.

b). Hipertensi sekunder

Akibat penyakit ginjal (hipertensi renal), hipertensi endokrin, kelainan syaraf pusat, obat-obatan, sindrom cushing, coarctatio aorta, hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan, penggunaan estrogen dan lain-lain

http://www.health.am/hypertension/hypertension-etiology-classification/ 



Perbedaan tumor dan kanker

Sering kita mendengar istilah kanker dan tumor tetapi hanya sedikit orang saja yang benar-benar memahami apa perbedaan tumor dan kanker itu. DokterSehat akan mencoba membantu memberikan sedikit penjelasan masalah ini untuk mencegah kesalah pahaman dan kesalahan dalam penggunaan kata.
Tumor sebenarnya adalah pembengkakkan yang disebabkan oleh adanya inflamasi atau peradangan dan pertumbuhan jaringan yang abnormal di dalam tubuh. Tipe tumor berdasarkan pertumbuhannya dapat dibedakan menjadi tumor ganas (malignant tumor) dan tumor jinak (benign tumor).
Nah, tumor ganas ini sering juga disebut dengan bersifat Kanker. Tetapi kemungkinan tumor jinak menjadi ganas bisa saja tapi sangat jarang terjadi, biasanya pada Tumor yang sudah terlalu lama dan besar. Misalnya Fam (Fibroadenoma mamma), tumor jinak payudara bila dibiarkan bertahun-tahun ada yang berubah jadi ganas, ini dikenal sebagai Progressi, persentase kemungkinannya kira-kira hanya 0,5 % -1% saja.
Ketika seseorang bertambah usia, mereka akan mengakumulasi berbagai mutasi di dalam DNA-nya. Ini berarti prevalensi terjadinya tumor semakin meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Pada kasus dimana seseorang yang lebih tua menderita tumor, maka besar kemungkinannya bahwa itu adalah tumor yang ganas. Sebagai contoh, jika perempuan berumur 20 tahun memiliki tumor di payudaranya, maka tumor itu kemungkinannya adalah tumor jinak. Namun, jika perempuan berusia 70 tahun memiliki tumor payudara, maka tumor itu kemungkinannya adalah tumor ganas.
Tumor disebabkan oleh mutasi DNA di dalam sel. Akumulasi dari mutasi-mutasi tersebut menyebabkan munculnya tumor. Sebenarnya sel kita memiliki mekanisme perbaikan DNA (DNA repair) dan mekanisme lainnya yang menyebabkan sel merusak dirinya dengan apoptosis jika kerusakan DNA sudah terlalu berat. Apoptosis adalah proses aktif kematian sel yang ditandai dengan pembelahan DNA kromosom, kondensasi kromatin, serta fragmentasi nukleus dan sel itu sendiri. Mutasi yang menekan gen untuk mekanisme tersebut biasanya dapat memicu terjadinya kanker.
Kanker sendiri sebenarnya adalah istilah untuk segolongan penyakit yang ditandai dengan pembelahan sel yang tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak terkendali tersebut disebabkan kerusakan DNA, dan bahkan menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembelahan sel. Beberapa buah mutasi mungkin dibutuhkan untuk mengubah sel normal menjadi sel kanker. Mutasi-mutasi tersebut sering diakibatkan agen kimia maupun fisik yang disebut karsinogen. Mutasi dapat terjadi secara spontan (diperoleh) ataupun diwariskan (mutasi germline).
Hal ini sangat berbeda dengan benign tumor (tumor jinak) yang tidak menyerang jaringan di sekitarnya dan tidak membentuk metastase, tapi secara lokal dapat bertumbuh menjadi besar. Biasanya benign tumor tidak muncul lagi setelah dilakukan operasi pengangkatan tumor.
Yang perlu diperhatikan disini bila tak terawat, kebanyakan kanker menyebabkan kematian; kanker adalah salah satu penyebab utama kematian di negara berkembang. Kebanyakan kanker dapat dirawat dan banyak disembuhkan, terutama bila perawatan dimulai sejak awal. Banyak bentuk kanker berhubungan dengan faktor lingkungan yang sebenarnya bisa dihindari. Merokok tembakau dapat menyebabkan banyak kanker dari faktor lingkungan lainnya. Oleh karena itu sebisa mungkin hindari merokok ! Sangat tidak baik untuk kesehatan.

MEKANISME TUMOR MENJADI KANKER














Read more: http://doktersehat.com/2010/03/24/perbedaan-tumor-dan-kanker/#ixzz13T5F312S
                 
Price & wilson edisi 6

Tumor tulang

Pendahuluan
Keganasan tulang dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu tumor benigna dan maligna. Klasifikasi yang banyak digunakan untuk kedua jenis tumor ini adalah sebagai berikut :

Tumor Tulang Benigna
Kondrogenik : Osteokondroma, Kondroma
Osteogenik : Osteoid osteoma, Osteobalstoma, Tumor sel Giant

Tumor Tulang Maligna
Kondrogenik : Kondrosarkoma
Osteogenik : Osteosarkoma
Fibrogenik : Fibrosarkoma
Tidak jelas asalnya : Sarcoma Ewing

Osteokondorma
Patofisiologi/Etiologi. Tumor tulang yang paling umum ditemukan adalah osteokondroma. Meskipun awitannya biasanya dimulai pada masa anak, tumor ini berkembang sampai maturitas skeletal dan mungkin tidak terdiagnosa sampai masa dewasa. Tumor ini mungkin tumbuh tunggal ataupun multiple dan dapat terjadi pada tulang manapun. Femur dan tibia adalah yang paling sering terkena.
Pada tampilan makro, tumor mempunyai tudung kartilagenus dengan tunas tulang menembus dari tulang. Seiring perkembangan tudung, tumor menulang dan mungkin menjadi maligna. Kira-kira 10% osteokondroma berkembang menjadi sarkoma.
Insidens/Prevalensi. Osteokondroma terjadi kira-klira 40% dari semua tumor benigna dan cenderung terjadi pada pria.

Kondroma
Patofisiologi/Prevalensi. Kondroma atau endokondroma, secara histologis sangat erat kaitannya dengan presentasi osteokondroma. Kondroma adalah lesi pada kartilago hialin matur yang terutama mengenai tangan dan kaki. Iga, sternum, spinal, dan tulang panjang juga mungkin terkena. Kondroma lambat berkembang dan sering mengakibatkan fraktur patologis setelah cedera ringan.
Insiden/Prevalensi. Kondroma ditemukan pada semua usia, terjadi pada pria dan wanita serta dapat mengnai semua tualng.

Osteoid Osteoma
Patofisiologi/Etiologi. Osteosid osteoma dibedakan melalui tampilannya yang bergranular bersemu merah jambu, yang dihasilkan dari proliferasi osteoblas. Tidak seperti tumor lainnya, lesi tunggalnya berdiameter kurang dari 0,4 inci (1 cm). Setiap tulang dapat terkena, tapi femur dan tibia adalah yang paling sering. Bila osteoid osteoma terjadi pada kolumna spinalis dan sakrum, manisfestasi klinis yang muncul menyerupai sindrom diskus lumbalis. Klien mengeluhkan nyeri yang terputus-putus, mungkin disertai oleh peningkatan kadar prostaglandin yang diasosiasikan dengan tumor.
Insidens/Prevalensi. Kira-kira 10% dari semua tumor benigna adalah osteoid osteoma. Lesi terjadi pada anak dan dewasa muda dengan predominan pada pria.

Osteoblastoma
Patofisiologi/Etiologi. Sering disebut juga osteoid osteoma raksasa, osteoblastoma yang menyerang vertebra dan tulang panjang. Tumor ini lebih besar daripada osteoid osteoma dan terletak pada tulang berongga. Tumor ini berwarna kemerahan, dan tampakan yang granular memfasilitasi diagnosis.
Insidens/Prevalensi. Lesi yang terjadi kurang dari 1% dan menyerang remaja pria serta dewasa muda pada kedua jenis kelamin.

Tumor Sel Raksasa
Patofisiologi/Prevalensi. Asal tumor sel raksasa masih belum bisa ditentukan. Lesi ini agresif dan dapat meluas. Pada pemeriksaan makro lesi tampak kelabu sampai coklat kemerahan dan mungkin melibatkan jaringan lunak sekiarnya. Meskipun diklasifikasikan sebagai tumor benigna, tumor ini dapat bermetastasis ke jaringan paru.
Insiden/Prevalensi. Tidak seperti kembanyakan tumor benigna lainnya, tumor ini menyerang wanita yang berumur lebih dari 20 tahun dengan puncak insiden pada klien usia 30-an. Kira-kir 18% dari seluruh tumor benigna adalah tumor ini.

Tumor Tulang Maligna
Tumor tulang maligna dapat berupa tumor primer atau sekunder (yang berasal dari jaringan lain dan bermetastasis ke tulang). Tumor primer terjadi lebih sering pada usia 10-30 tahun. Seperti juga kanker tulang lainnya, penyebab pasti tidak diketahui. Lesi metastatik paling sering terjadi pada usia yang lebih lanjut dan terjadi pada kebanyakan kanker tulang.

Tumor Primer

Osteosarkoma
Patofisiologi/Etiologi. Osteosarkoma atau osteogenik sarkoma adalah tipe tumor maligna primer yang paling banyak ditemukan. Lebih dari 50% terjadi pada femur distal dan disusul oleh tibia proksimal dan humerus. Tulang pipih dan tulang panjang mempunyai insiden yang hampir sama pada usia lebih dari 25 tahun.
Osteosarkoma adalah lesi yang relatif besar, menyebabkan nyeri dan pembengkakan dalam durasi singkat. Area yang terkena biasanya hangat karena vaskularisasi pada area tersebut meningkat. Bagian pusat massa berupa sklerotik meningkatkan aktivitas osteoblastik; bagian perifernya lembut, meluas melalui korteks tulang dengan tampakan seperti sinar matahari yang klasik, yang diasosiasikan dengn neoplasma. Ekpansi ke dalam kanalis medularis juga umum terjadi.
Osteosarkoma mungkin osteoblastik, kondroblastik, atau fibroblastik, tergantung asal jaringannya. Apapun sumbernya lesinya biasanya bermetastasi ke perifer paru dalam 2 tahun setelah tindakan, dan biasanya berakhir dengan kematian.
Insidens/Prevalensi. Osteosarkoma terjadi lebih sering pada pria dibandingkan wanita (2:1), antara usai 10-30 tahun. Dan pada usia yang lebih tua pada klien dengan penyakit Paget. Klien yang menerima radiasi untuk kanker jenis lain atau klien yang mempunyai lesi benigna juga mempunyai resiko yang tinggi.

Sarkoma Ewing
Patofisiologi/Etiologi. Meskipun sarkoma Ewing tidak seumum tumor tulang lainnya, tumor ini yang paling maligna. Seperti tumor lainnya, tumor ini juga menyebabkan nyeri dan pembengkakan. Sebagi tambahan manifestasi klinis; demam derajat rendah tertentu, leukositosis, dan anemia; membeikan karakter pada lesi ini. Pelvis dan ektremitas bawah adaah yang paling sering diserang. Serangan pada pelvis memberikan tanda prognosa yang buruk.
Pada tingkat selular tumor ini serupa dengan limfoma tulang. Pada hasil Rontgen karakteistiknya berbintik pola destruktif dan tampakan kulit bawang pada permukaan tulang membedakan neoplasma sarkoma Ewing. Seperti tumor maligna lainnya tumor ini juga tidak mempunyai tudung dan sering meluas ke jaringan lunak. Kematian terjadi karena metastasis ke paru atau tulang lainnya.
Insidens/Prevalensi. 5% dari seluruh tumor tulang maligna adalah sarkoma Ewing. Meskipun tumor ini dapat dilihat pada klien berbagai usia, biasanya terjadi pada anak dan dewasa muda pada usia 20-an. Pria mempunyai kecenderungan yang lebih besar.

Kondrosarkoma
Patofisiologi/Etiologi. Kebalikan dari ostosrakoma, klien dengan kondrosarkoma mengalami nyeri tumpul dan pembengkakan dalam waktu yang lama. Tumor umumnya menyerang pelvis dan femur proksimal dekat diafisis. Timbul dari jaringan kartilago, lesi ini merusak tulang dan sering mengkalsifikasinya. Klien dengan kondrosarkoma mempunyai prognosis yang lebih baik dar pada sarkoma osteogenik.
Insidens/Prevalensi. Kondrosarkoma terjadi pada usia paruh baya dan usia yang lebih tua, dengan predominansi ringan pada pria dan terjadi kurang dari 10% dari seluruh tumor tulang maligna.

Fibrosarkoma
Patofisiologi/Etiologi. Muncul dari jaringa fibrosa, fibrosakoma dapat dibagi menjadi beberapa subtipe. Subtipe yang paling maligna adalah histiositoma fibrosa maligna (MFH). Kebanyakan presentasi klinisnya rendah dan insidious, tanpa manifestasi spesifik. Nyeri lokal, dengan atau tanpa masa teraba, terjadi pada tulang panjang ekstremitas bawah. Seperti kanker tulang lainnya, lesi dapat bermetastasis ke paru.
Insidens/Prevalensi. Meskipun MFH menyerang pada semua usia, umumnya terjadi pada pria usia paruh baya. Untungnya lesi ini tidak umum.

Penyaki Tulang Metastatik
Tumor primer pada prostat, payudara, ginjal, tiroid dan paru disebut sebagai kanker ‘pencari tulang’ karena bermetastasi ke tulang lebih sering daripada tumor lain. Vertebra, pelvis, femur dan iga adalah lokasi yang umum diserang. Secara sederhana, tumor primer dibawa melalui aliran darah. Hampir semua lesi metastastatik berasal dari epitel dan berawal dari sumsusm tulang.
Fraktur patologis yang terjadi dalam 10-15% kasus, merupakan pertimbangan utama dalam penatalaksanaan. Area yang paling seing terserang adalah asetabulum dan femur proksimal.
Insidens/Prevalensi. Penyakit ini terutama menyerang orang yang berusia lebih dari 40 tahun. Pada klien dengan wiwayat kanker dan nyeri lokal, perlu diduga adanya metastasis. Insiden metastasis tulang berentang dari 20-70% tergantung dari sumber laporan statistik. Diduga insiden yang dilaporkan jauh dibawah nilai yang sebenarnya.

Adanya tumor di tulang menyebabkan reaksi tulang normal dengan respons osteolitik (destruksi tulang) atau osteoblastik (pembentukan tulang). Beberapa tumor tulang sering terjadi dan lainnya justru sangat jarang. Beberapa tidak menimbulkan masalah besar, sedangkan yang lainnya segera mengancam jiwa.

Pasien dengan tumor tulang daang dengan masalah yang berhubungan dengan tumor tulang yang sangat bervariasi. Dapat tanpa gejala atau dapat juga nyeri (ringan dan kadang sampai konstan dan berat), kecacatan yang bervariasi, dan mungkin adanya pertumbuhan tulang yang jelas terlihat. Kehilangan berat badan, malaise, dan demam dapat terjadi. Tumor kadang baru terdiagnosis saat terjadi patah tulang patoogik.


DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda juall. 2001. Dokumentasi Asuhan Keperawatan Edisi 8. Jakarta : EGC.
Corwin, Elizabeth J. 2000. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC.
Doenges, E, Marilyn. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk perencanaan keperawatan pasien. Edisi 3 . Jakarta : EGC.
Gole, Danielle & Jane Chorette. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. Jakarta : EGC.
Otto, Shirley E. 2003. Buku Saku Keperawatan Onkologi. Jakarta : EGC.
Price, Sylvia & Loiraine M. Wilson. 1998. Patofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit. Edisi 4. Jakarta : EGC.
Rasjad, Choiruddin. 2003. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Makasar : Bintang Lamimpatue.
Sjamjuhidayat & Wim de Jong. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta : EGC.
Smeltzer & Brenda G. bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Vol III. Edisi 8. Jakarta : EGC.
Wong, Donna. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC. 

Penatalaksanaan OA, RA dan GOUT

PENATALAKSANAAN OA
Terapi  non obat terdiri atas:
       menurunkan berat badan bagi yang kelebihan berat badan
       latihan menguatkan otot paha dan pinggul untuk menjaga kebugaran tubuh
       Latihan di bawah pengawasan dokter atau klinisi lain seperti fisioterapis
Terapi obat terdiri atas:
       Obat anti radang (non-steroidal antiinflamatory drugs (NSAIDs), inhibitor cyclo-oxygenas 2 (COX-2), atau opioid.
       suplemen untuk menumbuhkan tulang rawan(misalnya minum glukosamin dan kondroitin)
       Suntikan kortikosteroid sendi secara intra artikuler injection
Operasi penggantian sendi adalah operasi yang dilakukan untuk mengganti
sendi yang dilakukan untuk mengganti sendi yang telah rusak dengan
prosthesis.
Komplikasi OA
Nyeri dan kekakuan sendi dapat menjadi sangat berat sehingga penderita tidak bisa beraktivitas.

Pencegahan OA
       Pencegahan osteoartritis dapat dilakukan dengan cara mengonsumsi makanan yang bergizi.
       Beberapa suplemen yang dapat mencegah penyakit ini adalah glukosamin dan kondroitin
Prognosis OA
       Prognosis osteoartritis pada umumnya baik namun jika penyakit sendinya di bagian pada ekstremitas bawah relatif prognosis lebih buruk karena sendi ini sering digunakan untuk berjalan.
Penatalaksanaan RA
  1. Obat
                OAINS diberikan sejak dini untuk mengatasi nyeri sendi akibat inflamasi yang sering dijumpai. OAINS yang dapat diberikan: Aspirin, Ibuprofen, naproksen, piroksikam, diklofenak,
                DMARD digunakan untuk melindungi rawan sendi dan tulang dari proses destruksi akibat artritis reumatoid.
                Jenis-jenis yang digunakan adalah: Klorokuin, Sulfasalazin, Kortikosteroid (hanya dipakai untuk pengobatan artritis reumatoid dengan komplikasi berat)
 
b. Operasi
                Jika berbagai cara pengobatan telah dilakukan dan tidak berhasil, dapat dilakukan pengobatan pembedahan.
c.Rehabilitasi
                Rehabilitasi dilaksanakan dengan berbagai cara antara lain dengan mengistirahatkan sendi yang terlibat, latihan serta dengan menggunakan modalitas terapi fisis.
Komplikasi RA
Komplikasi RA dapat terjadi di banyak bagian tubuh yang diakibatkan oleh proses autoimun yang membuat kekacauan pada sendi, juga dapat mempengaruhi mata,paru-paru, kulit, jantung dan pembuluh darah.
Pencegahan RA
Sampai saat ini belum ada penelitian untuk Pencegahan rheumatoid arthritis
Prognosis RA
       Sebagian besar membaik dengan terapi standar dalam tahun pertama.
       Sebagian kecil menjadi cacat total walaupun diberikan semua terapi
Penatalaksanaan Gout
       Gout secara umum diobati dengan obat anti inflamasi. Yang termasuk didalamnya adalah:
Ø  NSAIDs, seperti ibuprofen atau naproxen, secara umum diberikan untuk mengobati serangan berat dan mendadak.
Ø  Kortikosteroid, dapat diberikan pada orang yang tidak dapat menggunakan NSAIDs. Steroid bekerja menurunkan peradangan. Steroid dapat di suntik (injeksi) langsung pada sendi yang terkena atau diminum dalam bentuk pil.
Ø  Colchicine sering juga digunakan untuk mengobati peradangan pada penyakit gout.
Allupurinol dapat menurunkan kadar asam urat dengan cara menekan produksi asam urat.
Komplikasi Gout
       komplikasi gout adalah dapat mengakibatkan  gagal ginjal
Pencegahan Gout
       Pembatasan purin ( jeroan, udang , bayam sarden, daun melinjo kacang2an dll)
       Kalori sesuai kebutuhan
Jumlah asupan kalori harus benar disesuaikan dengan kebutuhan tubuh.
       Tinggi karbohidrat
                Karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti dan ubi sangat baik dikonsumsi oleh
penderita  gangguan asam urat karena akan meningkatkan pengeluaran asam urat melalui urin.
Sedangkan karbohidrat sederhana jenis fruktosa seperti gula, permen, arum manis, gulali, dan
sirop sebaiknya dihindari karena fruktosa akan meningkatkan kadar asam urat dalam darah.
       Rendah protein
                terutama yang berasal dari hewan dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah.
Sumber makanan yang mengandung protein hewani dalam jumlah yang tinggi, misalnya hati,
ginjal,otak,paru dan limpa. Sedangkan Sumber protein yang disarankan adalah protein nabati
yang berasal dari susu, keju dan telur.
       Rendah lemak
                Lemak dapat menghambat ekskresi asam urat melalui urin. Konsumsi lemak sebaiknya
sebanyak 15 persen dari total kalori.
       Tinggi cairan
                Konsumsi cairan yang tinggi dapat membantu membuang asam urat melalui urin.
       Tanpa alkohol
                Berdasarkan penelitian diketahui bahwa kadar asam urat mereka yang mengonsumsi
alkohol lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak mengonsumsi alkohol. Hal ini adalah
karena alkohol akan meningkatkan asam laktat plasma. Asam laktat ini akan menghambat
pengeluaran asam urat dari tubuh.
Prognosis  Gout
       Prognosis untuk gout adalah sangat baik jika  benar didiagnosis dan diobatinya.





REFRENSI
1.      ^ (en) Mathematical modeling of the circadian rhythm of key neuroendocrine-immune system players in rheumatoid arthritis: a systems biology approach. Systems Immunology, Frankfurt Institute for Advanced Studies; Meyer-Hermann M, Figge MT, Straub RH.. Diakses pada 27 Juni 2010
3.      Cartilage Health {The Cartilage Health Website provides accessible information for anyone wanting to learn more about the prevention, repair and rehabilitation of articular cartilage injury.}
4.      Fauci, Braunwald, Kasper, et al. Harrison’s Principles of Internal Medicine 17th edition. The McGraw-Hill Companies, Inc : New York. 2008.
5.      National Institute for Health and Clinical Excellence. Osteoarthritis The care and management of osteoarthritis in adults. NICE clinical guideline. London. 2008.
http://emedicine.medscape.com/article/330487-overview
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000423.htm
http://www.mayoclinic.com/health/osteoarthritis/DS00019/DSECTION=complications
6.      BUKU KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN

Osteoartritis

Penyebab

Setiap orang pasti pernah mengalami nyeri sendi. Masyarakat awam dan bahkan beberapa dokter (secara keliru) langsung beranggapan karena disebabkan oleh rematik atau asam urat.Sebagian lagi berpikir akibat osteoporosis. Namun kenyataannya penyebab utamanya nyeri sendi (khususnya yang dialami oleh yang berusia lebih dari 45 tahun) adalah osteoartritis. Penyebab osteoartritis bermacam-macam. Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara osteoarthritis dengan reaksi alergi, infeksi, dan invasi fungi (mikosis). Riset lain juga menunjukkan adanya faktor keturunan (genetik) yang terlibat dalam penurunan penyakit ini. Namun demikian, beberapa faktor risiko terjadinya osteoartritis adalah sebagai berikut:
Penatalaksanaan

Rasa nyeri yang diderita oleh penderita penyakit ini dapat dikurangi dengan berbagai macam cara seperti pengompresan atau penyuntikan cairan sinovial ke bagian sendi.Pengobatan untuk pengapuran sendi berbeda beda tergantung stadiumnya.

Osteoartritis derajat ringan (stadium 1 dan 2)
terapi non obat terdiri atas:
terapi obat terdiri atas:
Osteoartritis derajat berat (stadium 3 dan 4)
Pilihan pengobatan terbaik sampai saat ini adalah operasi penggantian sendi. Operasi penggantian sendi adalah operasi yang dilakukan untuk mengganti sendi yang dilakukan untuk mengganti sendi yang telah rusak dengan prostesis.

Pencegahan

Pencegahan osteoartritis dapat dilakukan dengan cara mengonsumsi makanan yang bergizi.Beberapa suplemen makanan juga dapat digunakan untuk mencegah penyakit ini. Beberapa suplemen yang umum digunakan antara lain adalah glukosamin dan kondroitin.

Glukosamin
Glukosamin adalah molekul gula amino yang biasa terdapat pada kulit krustasea (udang-udangan), artropoda, dan dinding sel cendawan. Di Indonesia, glukosamin dapat diperoleh dari langsung dari suplemen makanan komersial atau minuman susu tersuplementasi.


Kondroitin
Kondrotin sendiri adalah suplemen makanan yang biasa digunakan bersama glukosamin. Ia merupakan senyawa rantai gula bercabang yang menyususun tulang rawan. Di Indonesia, kondroitin dapat diperoleh dari langsung dari suplemen makanan.


Refrensi