Jumat, 01 April 2011

Fisiologi Hemostasis


Fisiologi Hemostasis
Hemostatis adalah proses dimana darah dalam sistem sirkulasi tergantung dari kontribusi dan interaksi dari 5 faktor, yaitu dinding pembuluh darah, trombosit, faktor koagulasi, sistem fibrinolisis, dan inhibitor.
Hemostasis bertujuan untuk menghentikan dan mengontrol perdarahan dari pembuluh darah yang terluka.

Hemostasis terdiri dari 3 tahap:
  1. Hemostasis primer. Jika terjadi luka kecil pada pembuluh darah, akan terjadi hemostasis primer. Hemostasis primer ini melibatkan tunika intima pembuluh darah dan trombosit untuk mengkompensasi luka, namun ini bersifat tidak cukup & tidak tahan lama, maka akan berlanjut menuju hemostasis sekunder.
2. Hemostasis Sekunder. Jika terjadi luka yang besar pada pembuluh darah akan melibatkan trombosit dan faktor koagulasi dalam pembentukan jaring-jaringan fibrin agar ikatan- ikatan fibrin ini benar2 kuat dalam Hemostasis. Dan ini bersifat long-term response. Kalau proses ini sudah cukup untuk menutup luka, maka proses berlanjut ke hemostasis tersier.
3. Hemostasis Tersier. Hemostasis tersier ini bertujuan untuk mengontrol agar aktivitas koagulasi tidak berlebihan. Hemostasis tersier melibatkan sistem fibrinolisis.
MEKANISME HEMOSTATIS
Nah, jika pembuluh darah sedang terluka, maka kolagen (Kata kolagen sendiri berasal dari bahasa Yunani yang artinya bersifat lekat atau menghasilkan pelekat) pun segera terekspose. trombosit yang slalu berada di dekat tunika intima pembuluh darah ini pun segera menutup luka tersebut. Bagaimana caranya? Trombosit akan berikatan dengan kolagen. Nah, ikatan tersebut dipengaruhi oleh VWf. Setelah terjadi adhesi trombosit (Peningkatan daya lekat trombosit sehingga trombosit berlekatan satu sama lain serta dengan endotel atau jaringan yang luka), Trombosit ini mengeluarkan mensintesis ADP dan juga Tromboksan. Nah, ADP dan tromboksan ini berfungsi untuk mengundang trombosit-trombosit yang lain agar mereka bisa bersatu membentuk agregasi trombosit (kemampuan melekatnya trombosit satu sama lain untuk membuat sumbat). trombosit juga bisa mensintesis serotonin. Serotonin ini berfungsi turu dalam vasokonstriksi pad pembuluh darah yang terluka. Nah, jadilah sumbat trombosit. Namun bro dan sista2 skalian, ternyata sumbat trombosit ini sangat lemah dan mudah hancur, maka lanjutlah cerita ke hemostasis sekunder, yaitu pembentukan benangbenang fibrin.

Pembentuan benang fibrin ini melalui jalur ekstrinsik, intrinsik atau common pathway. Jalur ekstrinsik diinduksi oleh tissue factor dari endotel, jalur intrinsik diinduksi oleh fosfolipid dari trombosit. Nah jalur ekstrinsik dan intrinsik ini akan mengaktifkan faktor X (Protrombinase) untuk berlanjut ke dalam common pathway. Common pathway ini mengaktifkan protrombin menjadi thrombin oleh ion Ca. Trombin akan mengubah fibrinogen (fibrinogen ini yang dibentuk di hati yg dmna trdapat di pembulh darh) menjadi fibrin monomer kemudian berpolemerisasi menjadi fibrin polimer. Sehinga ikatan fibrin semakin kuat ( proses koagulasi).agar proses koagulasi ini tidak berlebihan, maka terjadilah proses fibrinolisis (Episode hemostasis tersier).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Faktor koagulasi

Faktor koagulasi (bahasa Inggris: clotting factor) adalah sejumlah protein yang berkaitan dengan reaksi penggumpalan darah. Faktor koagulasi terdiri dari:
  • Faktor I : Fibrinogen
  • Faktor II : Protrombin
  • Faktor III : Trombokinase
  • Faktor IV : Kalsium
  • Faktor V : Proakselerin
  • Faktor VII : Prokonvertin
  • Faktor VIII : Plasmokinin
  • Faktor IX : Protromboplastin beta
  • Faktor X : Protrombinase
  • Faktor XI : Faktor PTA
  • Faktor XII : Faktor Hageman
  • Faktor XIII : Fibrinase
Farlex free dictionary. Diakses pada 20 Februari 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar