Senin, 07 Mei 2012

FISIOLOGI PUBERTAS SERTA EFEK DARI HORMON-HORMONNYA

FISIOLOGI PUBERTAS WANITA


Jaras Hipotalamus-Hipofisis-Gonad Merupakan bagian utama dalam perkembangan dan regulasi berbagai sistem tubuh, terutama sistem reproduksi.
            Hipotalamus mensekresi GnRH (gonadotropin releasing hormone) selanjutnya, hormon ini merangsang hipofisis anterior untuk mensekresikan hormon-hormon gonadotropin, meliputi LH (luteinizing hormone) dan FSH (folicle stimulating hormone).
            Pada wanita, FSH merupakan perangsang utama dalam pertumbuhan folikel, dalam keadaan ini terjadi perangsangan sel theca yang menghasilkan estrogen, yang berfungsi untuk memberikan umpan balik ke hipotalamus dan hipofisis untuk memproduksi LH.
            LH akan memicu penyelesaian oogenesis, menstimulasi produksi progresteron, dan menyebabkan ruptur folikel dalam ovarium, sehingga menyebabkan ovulasi. Jika terjadi pembuahan, progresteron akan dihasilkan oleh janin, hingga ovulasi selanjutnya tidak akan terjadi lagi. Jika tidak terjadi pembuahan, sekresi progresteron akan menurun sehingga hipotalamus akan kembali menghasilkan GnRH.



Efek Estrogen dan Progrestin pada wanita

ESTROGEN
               
Efek dari estrogen adalah menstimulasi proliferasi seluler dan pertumbuhan organ seks dan jaringan lainnya terkait reproduksi. Berikut adalah efek estrogen secara spesifik:

Uterus dan organ seks eksternal
Pada masa pubertas, estrogen diproduksi sekitar 20 kali lipat lebih banyak dibanding masa prepubertas. Peningkatan kadar hormon ini, bersamaan dengan penimbunan lemak, menyebabkan perubahan-perubahan spesifik yaitu pembesaran ovarium, tuba fallopi, uterus dan vagina.

Tuba fallopi
estrogen juga meningkatkan jumlah dan aktivitas sel-sel silia, yang penting dalam pergerakan ovum yang telah difertilisasi.

Payudara
Estrogen menyebabkan perkembangan jaringan stromal pada kelenjar payudara, pertumbuhan sistem duktus, serta deposisi lemak. Lobulus-lobulus dan alveoli berkembang menjadi lebih luas.

Sistem rangka
Estrogen menghambat aktivitas osteoklas sehingga mengurangi penyerapan osteosit dan meningkatkan pertumbuhan tulang. Estrogen juga menyebabkan penyatuan epifisis pada tulang-tulang panjang. Diketahui bahwa efek estrogen pada wanita lebih kuat dibandingkan efek testosteron pada pria, namun penghentiannya yang cepat menyebabkan wanita cenderung lebih pendek dibanding pria.

Deposisi protein
Estrogen menyebabkan peningkatan protein total tubuh, hal ini dibuktikan oleh keseimbangan nitrogen yang lebih positif setelah pemberian estrogen.

Deposisi lemak
Estrogen meningkatkan jumlah lemak subkutan dan mendeposisinya pada daerah-daerah tertentu seperti payudara, bokong, dan paha sehingga memunculkan gambaran melekuk wanita yang khas.

Distribusi rambut
Estrogen tidak memiliki efek besar terhadap pendistribusian rambut. Adapun tumbuhnya rambut di daerah pubis dan aksila merupakan peran dari androgen adrenal.

Kulit
Estrogen menyebabkan kulit wanita memiliki tekstur yang lembut dan halus namun lebih tebal jika dibandingkan dengan kulit anak-anak. Selain itu estrogen juga menyebabkan kulit menjadi lebih vaskular. Hal ini sering diasosiasikan dengan peningkatan suhu pada kulit dan perdarahan yang lebih banyak jika terjadi sayatan pada kulit wanita dibandingkan dengan kulit pria.

Kesetimbangan elektrolit
Estrogen menyebabkan retensi air dan sodium oleh tubulus-tubulus ginjal.

PROGESTERON
                terpenting adalah progesteron. Pada wanita yang sedang tidak hamil, progesteron diproduksi oleh korpus luteum pada paruh terakhir siklus ovarium. Fungsi progesteron berdasarkan organ yang dipengaruhinya adalah:

Uterus
Fungsi terpenting progesteron adalah meningkatkan perubahan sekretorik pada endometrium uterin selama paruh akhir siklus seksual sehingga mempersiapkan uterus untuk implantasi ovum. Selain itu progesteron juga mengurangi frekuensi dan intensitas kontraksi uterine, sehingga dengan demikian mengurangi risiko terjadinya peluruhan ovum yang telah diimplantasi.

Tuba fallopi
Progesteron meningkatkan sekresi lapisan mukosa yang ada pada tuba fallopi. Sekresi ini diperlukan untuk nutrisi ovum yang telah difertilisasi sebelum mengalami implantasi.

Kelenjar payudara
Progesteron memicu perkembangan lobulus dan alveoli pada payudara, menyebabkan sel-sel alveolar berproliferasi, membesar, dan menjadi sekretorik. Namun progesteron tidak berperan dalam sekresi ASI.




FISIOLOGI PUBERTAS PADA PRIA

Pada pria, LH akan merangsang sel leydig untuk menyekresi testosteron di testis. Hormon testosteron akan melekat pada sel sertoli untuk memulai spermatogenesis, selain itu, testosteron pun memiliki mekanisme umpan balik negatif.

Sedangkan FSH akan langsung berikatan dengan sel sertoli untuk menstimulasi pengeluaran cairan testikular dan sintesis protein reseptor androgen pada sel spermatogonium. Sel sertoli ini akan menghasilkan inhibin/follistatin dan mengaktifkan sebagai mekanisme umpan balik negatif.

Testosteron pada Pria
 
Setelah pubertas, peningkatan sekresi testosterone menyebabkan testis, skrotum, dan penis membesar kira-kira delapan kali lipat sebelum mencapai usia 20 tahun. Selain itu, testosterone menyebabkan sifat kelamin sekunder pria berkembang,  mulai saat pubertas dan berakhir pada maturitas.5,6

Efek dari testosteron adalah:

Distribusi rambut tubuh
Testosteron menimbulkan pertumbuhan rambut di atas pubis, di sepanjang linea alba kadang-kadang sampai ke umbilicus dan di atasnya, wajah, dada dan ada kemungkinan pada punggung.

Kebotakan
Testosteron mengurangi pertumbuhan rambut di bagian atas kepala. Akan tetapi, banyak pria  juga tidak menjadi botak karena kebotakan merupakan akibat dari dua factor yaitu latar belakang genetic untuk mengalami tidak kebotakan dan superimposisi dari latar belakang genetik ini, yaitu banyaknya hormon androgen.

Suara
Testosteron yang disekresi oleh testis ke dalam tubuh akan menimbulkan hipertrofi mukosa laring dan pembesaran laring. Pengaruh pada suara orang dewasa yang khas.

Ketebalan kulit serta memicu pertumbuhan jerawat
Testosteron meningkatkan ketebalan kulit di seluruh tubuh dan meningkatkan ke kasaran jaringan subkutan. Testosteron juga meningkatkan kecepatan sekresi beberapa atau semua kelenjar sebasea tubuh. Hal yang paling penting adalah kelebihan sekresi oleh kelenjar sebasea wajah dapat menyebabkan jerawat.

Pembentukan protein dan perkembangan otot
Salah satu karakteristik pria adalah terjadinya peningkatan perkembangan otot yang mengikuti masa pubertas. Rata-rata sekitar 50% massa otot pria meningkat melebihi massa otot wamita. Hal ini berhubungan dengan peningkatan protein di bagian lain dari tubuh yang tidak berotot.


Referensi
  1. Guyton AC, Hall JE. Textbook of medical physiology. 11th ed. Pennsylvania: Elsevier Inc; 2006. p. 1011-22.
  2. Sheerwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. 2nd ed. Jakarta: EGC; 2001. p. 633-732.
  3. Vander et.al. Human physiology – the mechanism of body function. 8th ed. USA: The McGraw-Hill Companies; 2001. p. 681-3.
  4. Ganong WF. Review of medical physiology. 20th ed. USA: The McGraw-Hill Companies; 2001. p.505-6.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar