Rabu, 09 Mei 2012

OBESITAS ANAK


Apa itu Obesitas Anak ?
Obesitas atau kegemukan merupakan kondisi ketidakseimbangan jumlah kalori, yakni jumlah kalori yang masuk lewat makanan dan minuman lebih besar daripada jumlah kalori yang dikeluarkan untuk tumbuh kembang, metabolisme maupun beraktivitas. 
Apa penyebab Obesitas Anak ?
·         Faktor genetik, merupakan faktor keturunan dari orang tua yang sulit dihindari. Bila ayah atau ibu memiliki kelebihan berat badan, hal ini dapat diturunkan pada anak.
·         Makanan cepat saji dan makanan ringan dalam kemasan. Makanan cepat saji ataufast food umumnya mengandung lemak dan gula yang tinggi yang menyebabkan obesitas. Meskipun rasa dari makanan cepat saji umumnya nikmat, tapi tidak memiliki kandungan gizi untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.
·         Minuman ringan. Minuman ringan (soft drink) terbukti memiliki kandungan gula yang tinggi.
·         Kurangnya aktivitas fisik. Perkembangan teknologi turut membawa pengaruh bagi aktivitas fisik anak, karena anak-anak pada jaman sekarang ini lebih gemar untuk bermain game elektronik, komputer, internet, atau televisi. Hal ini menyebabkan anak kurang melakukan gerak badan hingga menyebabkan kelebihan berat badan.

Bagaimana gejalanya ?
·         Muka bulat
·         Jari-jari runcing
·         Perut gendut
·         Sekitar paha sering lecet akibat bergesekan saat berjalan
·         Mendengkur saat tidur
·         Pada anak laki-laki, penisnya terbenam karena tertekan oleh lemak di sekitarnya
·         Pundaknya ada lipatan-lipatan

Bagaimana diagnosa Obesitas Anak?
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), obesitas merupakan keadaan indeks massa tubuh (IMT) anak yang berada di atas persentil ke-95 pada grafik tumbuh kembang anak sesuai usia dan jenis kelaminnya.
Bagi anak yang mengalami obesitas, diperlukan pemeriksaan laboratorium untuk deteksi dini sindrom metabolik. Beberapa studi menemukan bahwa obesitas pada anak berpotensi menetap hingga mereka beranjak dewasa, dan beberapa anak yang mengalami obesitas tersebut akan mengalami sindrom metabolik. Sindrom metabolik adalah kumpulan faktor risiko atau ketidaknormalan yang berhubungan erat dengan resistensi insulin (gangguan kerja insulin) sehingga meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung dan diabetes melitus tipe 2.

Secara keseluruhan, pemeriksaan laboratorium yang dianjurkan meliputi:
·         Hematologi Rutin dan Gambaran Darah Tepi
·         Cholesterol Total, Cholesterol LDL, Cholesterol HDL, dan Trigliserida
·         Apo B
·         hs-CRP
·         Asam Urat
·         Glukosa Darah Puasa
·         Ureum dan Kreatinin
·         SGOT dan SGPT
·         Tekanan Darah
·         Lingkar Perut, Berat Badan dan Tinggi Badan

Pengobatan yang dilakukan
·         Pola makan sehat. Kurangi makanan manis yang kurang mengandung gizi, seperti minuman ringan
·         Kegiatan fisik. Kurangi kegiatan santai anak paling tidak dua jam setiap hari, untuk melakukan kegiatan fisik. Lakukan kegiatan berupa permainan yang membutuhkan kegiatan fisik, daripada mengajak mereka berolahraga yang membosankan bagi mereka.
·         Konsumsi obat. Dokter mungkin memberikan resep untuk menurunkan berat badan anak yang berlebihan, yaitu obat yang umum digunakan oleh orang dewasa seperti orlistat (xenical) dan sibutramine.

Pencegahan yang dapat dilakukan
·         Perhatikan makanan yang akan diberikan untuk anak
·         Berikan sarapan dan bekal untuk anak
·         Perbaiki teknik mengolah makanan
·         Tetapkan aturan makan
·         Batasi kegiatan menonton, komputer atau video games
·         Berikan anak kegiatan yang memerlukan aktivitas fisik

Dampak  yang ditimbulkan Obesitas Anak
Penyakit-penyakit yang dulu dianggap sebagai penyakit usia lanjut dan dewasa, kini dapat dialami oleh anak akibat obesitas, seperti diabetesdarah tinggi (hipertensi) atau penyakit jantung. Selain itu, gangguan pernapasan atau asmaberisiko lebih besar dialami anak yang mengalami obesitas. Anak-anak dengan kelebihan berat badan atau obesitas juga dapat mengalami kesulitan bergerak dan terganggu pertumbuhannya. Belum lagi efek psikologis yang dialami anak, misalnya ejekan dari teman-teman sekelas pada anak-anak yang telah bersekolah.

RUJUKAN :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar