PATOFISIOLOGI
Pada
rabun jauh (miopia, mata minus), sumbu mata terlalu panjang atau kornea mata
terlalu cembung, sehingga bayangan benda jatuh di depan retina. Akibatnya,
benda yang jauh tidak terlihat jelas.
Tanpa kacamata (dengan lensa asferis negatif), penderita rabun jauh, akan sering mengalami sakit kepala dan nyeri pada mata. Gejalanya, kepala nyeri berdenyut terutama bagian depan, bola mata perih dan berat, rasa seperti mau keluar, dan air mata meleleh berlebihan. Keadaan ini biasanya membaik bila mata diistirahatkan atau dengan minum obat antinyeri, tetapi seringkali kambuh beberapa waktu kemudian.
Mungkin ada yang bertanya, koq bisa rabun jauh menyebabkan sakit kepala?
Saat melihat benda jauh, bayangan jatuh di depan retina. Oleh suatu mekanisme yang otonom dan terintegrasi yang melibatkan sistem saraf sensoris, motoris, dan otot serta struktur mata lainnya, keadaan ini dikompensasi dengan mengurangi kecembungan lensa. Caranya, dengan menarik lensa menggunakan ligamentum suspensorium sehingga lensa menjadi lebih pipih. kok Bisa?! Ya bisa, karena lensa mata bersifat elastis dan kecembungannya dapat berubah. Perubahan kecembungan ini dinamakan kemampuan akomodasi mata.
Mata yang berakomodasi terus menerus dalam waktu yang lama akan menimbulkan kelelahan. Nah kelelahan mata inilah yang mencetuskan nyeri kepala dan nyeri pada mata.
Tanpa kacamata (dengan lensa asferis negatif), penderita rabun jauh, akan sering mengalami sakit kepala dan nyeri pada mata. Gejalanya, kepala nyeri berdenyut terutama bagian depan, bola mata perih dan berat, rasa seperti mau keluar, dan air mata meleleh berlebihan. Keadaan ini biasanya membaik bila mata diistirahatkan atau dengan minum obat antinyeri, tetapi seringkali kambuh beberapa waktu kemudian.
Mungkin ada yang bertanya, koq bisa rabun jauh menyebabkan sakit kepala?
Saat melihat benda jauh, bayangan jatuh di depan retina. Oleh suatu mekanisme yang otonom dan terintegrasi yang melibatkan sistem saraf sensoris, motoris, dan otot serta struktur mata lainnya, keadaan ini dikompensasi dengan mengurangi kecembungan lensa. Caranya, dengan menarik lensa menggunakan ligamentum suspensorium sehingga lensa menjadi lebih pipih. kok Bisa?! Ya bisa, karena lensa mata bersifat elastis dan kecembungannya dapat berubah. Perubahan kecembungan ini dinamakan kemampuan akomodasi mata.
Mata yang berakomodasi terus menerus dalam waktu yang lama akan menimbulkan kelelahan. Nah kelelahan mata inilah yang mencetuskan nyeri kepala dan nyeri pada mata.
REFRENSI:
Nield, LS; Mangano, LM (April
2009). "Strabismus: What to Tell
Parents and When to Consider Surgery" . Consultant 49 .
http://www.orbis.org/Default.aspx?cid=5615&lang=1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar